Wednesday, November 14, 2018

Sejarah awal permusuhan xtc dan brigez


30 Oktober 2007 Keluar malam di Kota Bandung bisa jadi sangat menyeramkan pada tahun tersebut. Sudut-sudut Kota Bandung penuh dengan corat-coret nama geng motor, seolah menjadi tanda bahwa itu ialah wilayah kekuasaannya.

Selain gemar kebut-kebutan secara berkomplot, geng motor kala itu identik dengan kriminalitas. Sejak akhir 2006 hingga pertengahan 2007 saja, terjadi rentetan aksi brutal yang menjatuhkan korban.

Oknum geng motor bisa saja tetiba  orang tidak dikenal yang sedang duduk-duduk atau nongkrong di pinggir jalan. Mereka juga melakukan aksi begal, seperti memepet motor korban yang sedang berjalan lalu mengambil apa pun barang milik korban. Mulai dari topi, helm, dompet, hingga HP. Malah di antaranya sambil melarikan motor korban. Tidak hanya itu, para geng motor ini pun melukai korban.

Ironisnya saat diperiksa polisi para pelaku memakai atribut atau menunjukkan identitas keanggotaan geng motor. Misalnya geng Exalt to Coitus (XTC), Brigez, Moonraker, dan GBR.

Oktober 2007, Harian Umum Pikiran Rakyat mencatat dua geng yang namanya masih mencuat ialah Brigez dan XTC. “Perang” geng antarkeduanya kerap terjadi. Terkadang meminta korban luka hingga korban jiwa. Begitu pula saat tewasnya Sandy Kurnia alias Tile saat terjadi ”perang” geng motor Brigez dan XTC di Jalan Saturnus Raya, Bandung, Sabtu, 11 Agustus 2007. Tile tewas dengan luka parah bagian kepala akibat tebasan samurai.



Wartawan PR, Satrya Graha, saat itu menelusuri akar permusuhan kedua geng besar tersebut. Dalam tulisan yang terbit di halaman muka PR, hari ini 10 tahun lalu, Satrya mengungkapkan mencari tahu penyebab “perang” antargeng motor, gampang-gampang susah. Ada beberapa versi pemicu awal “perang” antargeng.

Dari salah satu sumber, perang XTC dan Brigez dipicu pertengkaran antara Erdin (Ketua GBR saat itu) dengan Abuy (XTC), sekitar tahun 1989 atau 1990 di Dago.

Usai perkelahian, Abuy membawa kabur motor Yamaha RX King milik Erdin. ”Dulu, perkelahian memang antarpribadi, satu lawan satu,” ucap D’Cenk, pentolan XTC tahun 1980-an yang kini menjadi pengajar.

Keduanya lalu didamaikan anak-anak XTC lainnya. Motor milik Erdin dikembalikan, tetapi tanpa lampu depan. Saat diminta, Abuy tidak mau mengembalikannya. ”Dari sana terpatri di benak anak-anak GBR bahwa XTC musuh GBR,” tutur D’Cenk yang tidak mau ditulis nama aslinya.

Pada pertengahan tahun yang sama, suatu malam, anak-anak XTC bertemu dengan GBR di Jalan Supratman Bandung. Versi D’Cenk, GBR sepertinya telah menyiapkan peralatan “perang” di antaranya batu, samurai, kapak, balok dan lain-lain. ”Kita tidak siap apa-apa. Paling hanya double stick dan rantai,” katanya.

Geng XTC mengejar GBR dan berhenti di sekitar Gasibu. ”Mereka pura-pura kabur dan sengaja dibawa ke Gasibu. Di sana, anggota mereka yang lainnya sudah siap. Kami kelabakan karena kalah jumlah. Teman kami Arif, tertinggal. Saat kami balik lagi ke tempat itu, dia sekarat. Sebelum meninggal, dia berpesan agar kematiannya dibalas. Itulah asal muasalnya,” kata D’Cenk.

Perseteruan GBR vs XTC kian melebar dan meminta banyak korban. Suasana kian keruh ketika geng-geng itu melibatkan atau meminta bantuan geng lainnya seperti Brigez atau Moonraker. Akhirnya, semua geng saling bermusuhan dan kerap terlibat tawuran hingga 2007.

Kriminal yang terorganisir

Aksi-aksi geng motor yang meresahkan membuat masyarakat memandang miring keberadaan mereka. Geng motor yang tak segan menganiaya korban untuk merampok dan mencuri, menjadi musuh bersama masyarakat.

Salah satu yang pernah “mencicipi” aksi kriminal geng motor ialah seorang penulis lepas di harian “PR”, Agus Rakasiwi. Dadanya ditusuk senjata tajam anggota geng motor yang hendak merampas dompet miliknya.

Mantan Komandan Perang Brigez Diki Si Raja Jin mengatakan, anggotanya kerap membawa senjata api untuk menakut-nakuti korban. Meskipun saat ‘perang’ mereka memakai senjata seperti balok kayu, batu, rantai, samurai, atau stik bisbol.

“Dan perlu saya garis bawahi, semua itu dilakukan untuk keperluan perang geng. Bukan tindak kriminal seperti sekarang yang korbannya masyarakat,” ucap dia saat itu.

Dari waktu ke waktu, keberingasan geng motor memang mengarah ke tindak kriminal murni.

Hal itu juga diamini oleh D’Cenk. Salah satu tindak kejahatan yang pernah dilakukan XTC di zaman kepemimpinan Irvan Boneng tahun 1995, yaitu merampok toko emas di Tasikmalaya.

“Makanya, tahun 1991 saya menyatakan keluar dari XTC. Semua atribut yang berbau XTC mulai dari jaket, kaus, dan bendera, saya bakar. Sejak itu, saya tidak mau lagi berurusan dengan geng motor. Langkah saya itu diikuti sejumlah dedengkot XTC lainnya,” ucapnya.

Ia melihat, oknum anggota geng motor tidak lebih dari anak-anak yang kurang perhatian dari orang tua mereka. ”Mereka itu ingin cari perhatian dan dipuji-puji rekan satu gengnya karena di rumah tidak mendapat kasih sayang orang tua. Saya yakin, mereka itu orang-orang pengecut karena berani bertarung kalau banyakan. Tidak man to man seperti dulu,” ucapnya.


Transformasi geng motor

Satu dekade berselang, geng motor mampu memulihkan citra. Brigez, GBR, Moonraker, maupun XTC kini bertransformasi menjadi organisasi kepemudaan yang aktif berkegiatan bersama ormas atau LSM.

Meskipun masih ada aksi kriminal dari para oknum dengan atribut geng-geng tersebut. Masih ada pembegalan oleh orang yang membawa panji XTC, maupun Moonraker. Tidak hanya di Kota Bandung namun di daerah lain di Jawa Barat.

Namun, sebagian anggota lainnya menyibukkan diri di masjid. Mereka rutin ikut kajian Islam dan mengampanyekan kebaikan. Lahirlah gerakan-gerakan seperti Moonraker Syariah, Brigez Berzikir, XTC Berhijrah, dan kegiatan positif lainnya.***

Sunday, November 11, 2018

sejarah xtc indonesia


Awalnya XTC yang berarti Exalt To Coitusdidirikan paramuda Bandung sebagai bentuk identitas kelompok yang menggemari dunia otomotif. Lambat laun organisasi non-formal ini mendapat apresiasi dari kalangan muda, utamanya remaja Sekolah Menengah Pertama dan Atas. Kelompok XTC dalam persepsi sebagian masyarakat dianggap gangster karena aktivitas jalanan berupa kebut-kebutan, balapan liar, bahkan tindak pidana ringan hingga berat berupa aksi massa yang mengakibatkan perkelahian massal dengan korban jiwa.

Aktivitas komunal seperti XTC mengenal terminologi Panglima Perang (Koordinator Perang) atau Rampasan Perang sebagai bagian dari hierarki dan psikologi kelompoknya. Panglima Perang adalah orang yang ditunjuk berdasarkan musyawarah internal dan berkewajiban menjadi garda terdepan apabila terjadi bentrokan dengan kelompok otomotif atau gangster sejenis. Sedangkan Rampasan Perang dalam terminologi mereka adalah upaya untuk meningkatkan harga diri sebagai penguasa wilayah tertentu. Rampasan Perangdipandang mereka bukan aksi kriminal, kilahnya, Rampasan Perang yang rata-rata berupa kendaraan otomotif berupa motor mereka rampas dari rlnya tidak untuk diperjualbelikan melainkan hanya dibakar dan sebagai penanda unjuk kekuatan kelompok.
Pada masa pemilihan umum XTC menjadi simpatisan bayaran dari politisi dan partai politik dengan kompensasi berupa kucuran finansial. Semakin banyak massa semakin besar pula pendapatan kelompok yang masuk kas organisasi.

Menuju usia dekade ke-4, XTC Indonesia akhirnya mengikrarkan diri sebagai organisasi masyarakat (ormas) di tempat kelahirannya di Bandung, Minggu 7 Juni 2015. Perubahan tersebut menjadi yang kali kedua setelah pada 23 April 2013 eks geng bermotor terbesar di Bandung ini bertransformasi menjadi organisasi kepemudaan (OKP). "Organisasi kepemudaan tidak bisa bertahan lama karena terpatok oleh umur, sedangkan anggota XTC ada yang sudah berumur di atas 40 tahun. Ini wajar saja karena umur organisasi ini sudah 33 tahun," ujar Ketua Dewan Pembina XTC Indonesia, Ivan Rivky, kepada awak media di Bandung.
Ivan menjelaskan, XTC Indonesia mengalami perubahan karena tuntutan zaman. Pada awal berdiri, 31 Desember 1982 silam, XTC berwujud sebagai organisasi otomotif. Anggota organisasi ini menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan hingga ke Jepang dan Los Angeles, Amerika Serikat. Dari catatan terakhir, hingga kini, anggota XTC Indonesia mencapai 200.000 di 25 provinsi di Indonesia. Jumlah terbanyak berada di Bandung, yakni sebanyak 15.000 orang. "Selain Jabar, kantong-kantong anggota XTC terbanyak berada di Lampung dan Bali. Bahkan, Riau anggotanya mencapai 4.000 orang. Namun, saat ini, kami sedang mendata ulang anggota kami. Targetnya, sebelum munas, data resmi anggota sudah kami pegang," ucapnya.

Namun, dalam perkembangannya, XTC dikenal menjadi geng bermotor yang meresahkan, mulai dari perang antar-geng bermotor serta kerusuhan yang pernah melibatkan XTC. Hingga akhirnya XTC bertransformasi menjadi OKP dan menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik. "Kami berubah ke arah lebih baik. Kami ingin menghilangkan stigma negatif. Geng motor adalah masa lalu kami yang telah kami bubarkan zamannya Pak Moeldoko dulu," tuturnya.

Berbagai cara untuk mengubah stigma negatif pun ditempuh. XTC memperketat tata tertib keanggotaan dan menjalin komunikasi dengan berbagai instansi, seperti polisi, TNI, termasuk pemerintah. Ivan mengaku organisasinya siap membantu semua program pemerintah, TNI, ataupun Polri. "Kami organisasi nonpartisan, tetapi membuka diri untuk bekerja sama dengan organisasi politik maupun nonpolitik demi terwujudnya Indonesia yang tenteram, adil, makmur, dan sejahtera dengan memegang moto 'Kekuatan dalam Persaudaraan'," katanya.
Ivan mengaku hingga kini masih ada segelintir orang yang berperilaku sebagai anggota geng bermotor. Mereka terkadang mengatasnamakan XTC. Namun, pendiri XTC ini meyakinkan bahwa organisasinya sudah berubah. Bahkan, polisi sudah mengetahui mana XTC asli dan XTC palsu.

Saturday, November 10, 2018

Catatan

- Exalt to Coitus artinya kurang lebih 'menyenangi segala sesuatu tentang seks'. Namun, sekarang berganti menjadi Exalt to Creativity. XTC dibentuk pada 1987 oleh tujuh orang siswa SMA swasta Bandung. Lambang XTC, lebah membawa samurai. Semboyan XTC: "Loe asik gw santai, loe usik gw bantai." Anggota XTC sekitar 5 ribu di Jawa Barat dengan pusat di Bandung. 

Wednesday, November 7, 2018

Sejarah musuh Xtc

Sejarah musuh musuh xtc




Moonraker

-Moonraker lahir pada tahun 1978.Moonraker lahir pada tahun 1978.
Sel-sel komunitas ini, dirajut oleh tujuh orang pemuda yang sama-sama hobi balap. Nama “Moonraker” diambil dari salah satu judul film James Bond yang kondang ketika itu. Awalnya mereka mengusung bendera berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di tengahnya. Namun, karena pemerintah Indonesia saat itu melarang ideologi tertentu yang identik komunisme (yang bersimbolkan palu arit), mereka lalu mengganti bendera kebanggaannya dengan warna merah-putih-biru, bergambar kelelawar. Gambar ini mereka adopsi dari lambang “Hell Angel”, sebuah kelompok motor di Amerika Serikat. Kelompok ini konsisten dengan sistem keorganisasiannya. tapi sekarang moonraker berlambangkan serigala terbang yang memiliki sayap.

Setiap tahun ada penggantian kepengurusan dan membuat program-program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap, Panglima Perang (Paper), dan Tim SWAT atau regu penyelamat. “Panglima Perang” mungkin terdengar unik dalam sebuah organisasi pencinta motor. Istilah ini biasanya digunakan oleh lembaga keamanan atau kelompok bersenjata. Di Moonraker sendiri, Panglima Perang bertugas mengkoordinir anggota pada saat terjadi tawuran, atau sebagai pembuat keputusan pada saat terjadi bentrok dengan kelompok lain. Jika ada keputusan perang, informasi menyebar ke seluruh anggota paling lama dalam waktu 24 jam.
Bagi para pembangkang yang melanggar tata tertib organisasi, sudah disiapkan tempat yang mereka sebut dengan nama “Sel 13,” semacam mahkamah pengadilan. Tempat ini paling dihindari oleh semua anggota. Jangan mengharap sebuah proses hukum layaknya sebuah lembaga pengadilan. Di sini para pembangkang itu akan mendapat penyiksaan dari senior-seniornya. Kategori pelanggaran itu antara lain memakai dan mengedarkan narkoba, bertindak melanggar hukum dan menjalin hubungan kasih dengan sesama anggota Moonraker.

Pengikut Moonraker semakin lama, terus membengkak. Kini tercatat anggotanya lebih dari 9.000 orang itu di hitung dari para angota moonraker dan para Lemon (Ladys Moonraker/Wanita moonraker) atau bisa juga di sebut Ladys Moonshine itu juga belum di hitung dari para M2RJ(Moonraker Junior) bibit bibit moonraker yang cukup tersebar di beberapa wilayah seperti panyileukan,cimahi dll.Vinz salah satu anggota M2RJ panyileukan mengatakan"Dari namanya,kami terlihat kecil karena junior tapi biar kecil kami tetap selalu wanieun dan tetap memegang prinsip yang sama dengan senior One For All And All For One,M2RJ WANIEUN!"ucapnya.
M2R tersebar di berbagai wilayah di indonesia,dan di bagi beberapa wilayah seperti tangerang,batim(bandung timur),barbar(bandung barat),bansel(Bandung selatan)Garut,Tasik.dll

Menurut Dandy Alfandy, salah satu pentolan Moonraker, sejak awal kelompok ini berorientasi pada balapan. Konflik dengan geng XTC (musuh terbesar Moonraker) pertama kali dipicu saat berlangsung kompetisi Road Race piala Djarum Super tahun 90-an. Persoalannya sepele saja, hanya senggol-menyenggol di arena balapan, entah siapa yang memulai. Puncaknya, terjadi tawuran besar-besaran antara ke dua geng ini pada tahun 1999. Satu orang meninggal dunia pada peristiwa itu. Hingga kini dendam sejarah itu masih mengendap dari generasi ke generasi. tetapi pada tahun 2010 ini ketua umum moonraker indonesia Iskandar Yausa atau yang akrab di sapa bang jend(jendral),Senior,dan para anggota merubah prinsip geng motor menjadi club al hasil tindakan itu pun mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan seperti polisi,dewan,masyrakat dan sebagainya.



Brigez



-Brigez lahir di SMUN 7 Bandung, sesuai dengan namanya Brigade Seven. Sejak masih embrio pada tahun 80-an geng ini merupakan rival terberat XTC. Awal terbentuknya tak lebih dari hanya sekadar kumpul-kumpul biasa. “Kami hanya ingin bebas menjalankan motor, tidak pakai helm, tidak pakai lampu apalagi rambu-rambu,” kata Ilmanul, salah satu pendiri Brigez.
Dulu geng ini hanya beranggotakan tidak lebih dari 50 motor. Kini pengikutnya mencapai ribuan motor dan tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat. Sistem pengorganisasiannya tidak jelas. Tidak ada pengurus, hanya ada ketua yang bertugas mengkoordinir saja. Warna bendera negara Irak tanpa huruf Arab di tengahnya,tapi sekarang berubah menjadi warna biru-kuning menjadi lambang identitas kelompok ini dengan kelelawar hitam sebagai simbolnya. Nama Brigez acapkali diplesetkan menjadi Brigade setan atau Brigade Senja, karena mereka sering nongkrong bersamaan dengan kepulangan sang surya. Berbeda dengan XTC, Brigez identik dengan sikap anti birokrasi. Mereka menolak bersimbiosis dengan lembaga plat merah atau ormas bentukan kelompok politik tertentu. Menurut Ilmanul, lamaran dari Ormas Pemuda Pancasila untuk bergabung, ditolaknya mentah-mentah. Kalau pun ada anggotanya yang menjadi kader partai, itu lebih bersifat individu dan tidak membawa bendera Brigez.


GBR



Grab on Road (GBR), geng ini dilahirkan di lingkungan SMPN 2 Bandung. Mereka tak rikuh kebut-kebutan, sekalipun banyak yang belum pegang surat ijin mengemudi. Kelompok ini mengidentifikasi diri dengan segala sesuatu berbau Jerman, paling tidak warna benderanya hitam-merah-kuning (urutan dari atas ke bawah).
Meski lahir di SMPN 2 Bandung, anggota GBR beragam. Bukan hanya siswa atau alumni sekoah itu saja, tapi kalangan umum lain. Supiana, Pebina Urusan Kesiswaan SMPN 2 Bandung, menolak sekolahnya diidentikan dengan geng. “Tidak ada fakta bahwa GBR berdiri di SMPN 2,” ujarnya. Namun ia membenarkan halaman sekolahnya dijadikan tempat bergerombol pada sekitar tahun 80-an.

MASUK ke dalam komunitas ini tidak gampang atau dengan cuma-cuma. pada saat moonraker masih geng motor calon anggota Moonraker sering kali diwajibkan mengendarai motor tanpa rem dari Lembang hingga Jalan Setibudhi Bandung. Jaraknya sekitar 15 kilometer untuk mengetes wanieun. tapi sekarang moonraker mewajibkan kepada anggotanya untuk berkumpul di tempat tongkrongannya yaitu di pinggir gedung sate dengan memakai Helm SNI dan Celana Panjang dan juga tidak boleh membawa benda yang berbau senjata baik senjata api maupun senjata tajam. dan juga sudah di pantau oleh polisi daerah setempat untuk membubarkan anggotanya sebelum jam 12.00 malam kegiatan itu selalu dipatuhi oleh anggotanya.
dulu kalau tidak disuruh ngebut tanpa rem, anak baru dipaksa berkelahi dengan seniornya.
“Tindakan melanggar hukum memang ada, hanya agar orang lain tahu bahwa kami ada,” kata Ilmanul, anggota Brigez itu.“Kalau soal membuka jalan dan memukul spion mobil orang, itu biasa dan sering dilakukan pada saat konvoi. Ada juga yang mencuri, tapi uangnya digunakan rame-rame untuk pergi keluar kota atau konvoi,” tambahnya.

Setiap geng memang tidak membenarkan tindakan itu, tapi ada tradisi yang tidak tertulis dan dipahami secara kolektif bahwa tindakan itu adalah bagian dari kehidupan jalanan. Apalagi jika yang melakukannya anggota baru yang masih berusia belasan tahun.
Mereka “mewajarkannya” sebagai salah satu upaya mencari jati diri. tapi tradisi sekarang sudah tidak di gunakan karena Brigez sekarang berwiraswasta dan menjadi organisasi masyarakat Yopi, anggota GBR berusia 25 tahun, punya pengalaman yang membuat jantungnya bertabuh. Pada suatu malam di Jalan Cihampelas, dia bersama seorang temannya menghadang dan mengancam seorang pengendara motor.
Setelah berhasil mematahkan keberanian orang itu, ia dan temannya justru bingung mau melakukan apa. Akhirnya keduanya sepakat untuk mengambil uang secukupnya dari dompet korban, lalu kabur sekencang-kencangnya.
“Deg-degan, tapi puas karena gak tertangkap polisi,” kenang Yopi seraya tersenyum lebar. Ada juga inisiasi yang lain. Untuk menjadi anggota senior, misalkan. Ia tidak cukup dengan berapa lama dia bergabung di geng itu, tapi butuh pembuktian bahwa orang itu berani melakukan hal yang paling beresiko sekalipun. Semakin tinggi resiko yang dia ambil, semakin tinggi pula penghormatan atas dirinya Senior adalah kedudukan penting bagi geng.
Seorang senior mempunyai keleluasaan dalam hal apapun. Ia juga mempunyai hak menentukan keputusan terhadap para junior. Kedudukan senior bahkan lebih tinggi di atas ketua geng.
Senior bisa memutuskan salah atau benar dan menghukum junior dengan caranya sendiri. Wendy Pranandha, anggota GBR, mengatakan peran senior amat menentukan. Sekali saja ada anggota junior tidak kelihatan kumpul wajib setiap malam minggu, si senior akan menghajar sesuka hatinya, tak peduli alasan apapun. Kekerasan seolah mewakili spirit mereka. Mungkin juga mereka menganggap itu pilihan gaya hidup,itulah masa lalu GBR Sel-sel komunitas ini,
dirajut oleh tujuh orang pemuda yang sama-sama hobi balap .
Nama “Moonraker” diambil dari salah satu
judul film James Bond yang kondang ketika itu.
Awalnya mereka mengusung bendera berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di tengahnya.
Namun,
karena pemerintah Indonesia saat itu melarang ideologi tertentu yang identik
komunisme (yang bersimbolkan palu arit), mereka lalu mengganti bendera
kebanggaannya dengan warna merah-putih-biru, bergambar kelelawar.G
ambar ini mereka adopsi dari lambang
“Hell Angel”, sebuah kelompok motor di Amerika Serikat.
Kelompok ini konsisten dengan sistem keorganisasiannya.
tapi sekarang moonraker berlambangkan
serigala terbang yang memiliki sayap.

Setiap tahun ada penggantian kepengurusan dan membuat program-program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap, Panglima Perang (Paper), dan Tim SWAT atau regu penyelamat.
“Panglima Perang” mungkin terdengar unik dalam sebuah organisasi pencinta motor.
Istilah ini biasanya digunakan oleh lembaga keamanan atau kelompok bersenjata.
Di Moonraker sendiri, Panglima Perang bertugas mengkoordinir anggota pada saat terjadi tawuran, atau sebagai pembuat keputusan pada saat terjadi bentrok dengan kelompok lain.
Jika ada keputusan perang, informasi menyebar ke seluruh anggota paling lama dalam waktu 24 jam.
Bagi para pembangkang yang melanggar tata tertib organisasi, sudah disiapkan tempat yang mereka sebut dengan nama “Sel 13,” semacam mahkamah pengadilan. Tempat ini paling dihindari oleh semua anggota. Jangan mengharap sebuah proses hukum layaknya sebuah lembaga pengadilan.
Di sini para pembangkang itu akan mendapat penyiksaan dari senior-seniornya.
Kategori pelanggaran itu antara lain memakai dan mengedarkan narkoba, bertindak melanggar hukum dan menjalin hubungan kasih dengan sesama anggota Moonraker.

Pengikut Moonraker semakin lama, terus membengkak. Kini tercatat anggotanya lebih dari 9000 orang itu di hitung dari para angota moonraker dan para Lemon (Ladys Moonraker/Wanita moonraker) atau bisa juga di sebut Ladys Moonshine itu juga belum di hitung dari para M2RJ(Moonraker Junior) bibit bibit moonraker yang cukup tersebar di beberapa wilayah seperti panyileukan,cimahi dll.
Vinz salah satu anggota M2RJ panyileukan mengatakan"Dari namanya,kami terlihat kecil karena junior tapi biar kecil kami tetap selalu wanieun dan tetap memegang prinsip yang sama dengan senior One For All And All For One,M2RJ WANIEUN!"ucapnya.
M2R tersebar di berbagai wilayah di indonesia,dan di bagi beberapa wilayah seperti tangerang,batim(bandung timur),barbar(bandung barat),bansel(Bandung selatan)Garut,Tasik.dll

Menurut Dandy Alfandy, salah satu pentolan Moonraker, sejak awal kelompok ini berorientasi pada balapan.
Konflik dengan geng XTC (musuh terbesar Moonraker) pertama kali dipicu saat berlangsung kompetisi Road Race piala Djarum Super tahun 90-an.
Persoalannya sepele saja, hanya senggol-menyenggol di arena balapan, entah siapa yang memulai. Puncaknya, terjadi tawuran besar-besaran antara ke dua geng ini pada tahun 1999.
Satu orang meninggal dunia pada peristiwa itu.
Hingga kini dendam sejarah itu masih mengendap dari generasi ke generasi.
Tetapi pada tahun 2010 ini ketua umum moonraker indonesia Iskandar Yausa atau yang akrab di sapa bang jend(jendral),Senior,dan para anggota merubah prinsip geng motor menjadi club al hasil tindakan itu pun mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan seperti polisi,dewan,masyrakat dan sebagainya.



Brigez


-Brigez lahir di SMUN 7 Bandung, sesuai dengan namanya Brigade Seven.
Sejak masih embrio pada tahun 80-an geng ini merupakan rival terberat XTC.
Awal terbentuknya tak lebih dari hanya sekadar kumpul-kumpul biasa.
“Kami hanya ingin bebas menjalankan motor, tidak pakai helm, tidak pakai lampu apalagi rambu-rambu,” kata Ilmanul, salah satu pendiri Brigez.
Dulu geng ini hanya beranggotakan tidak lebih dari 50 motor.
Kini pengikutnya mencapai ribuan motor dan tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat.
Sistem pengorganisasiannya tidak jelas.
Tidak ada pengurus, hanya ada ketua yang bertugas mengkoordinir saja.
Warna bendera negara Irak tanpa huruf Arab di tengahnya,tapi sekarang berubah menjadi warna biru-kuning menjadi lambang identitas kelompok ini dengan kelelawar hitam sebagai simbolnya.
Nama Brigez acapkali diplesetkan menjadi Brigade setan atau Brigade Senja, karena mereka sering nongkrong bersamaan dengan kepulangan sang surya.
Berbeda dengan XTC, Brigez identik dengan sikap anti birokrasi.
Mereka menolak bersimbiosis dengan lembaga plat merah atau ormas bentukan kelompok politik tertentu.
Menurut Ilmanul, lamaran dari Ormas Pemuda Pancasila untuk bergabung, ditolaknya mentah-mentah.
Kalau pun ada anggotanya yang menjadi kader partai, itu lebih bersifat individu dan tidak membawa bendera Brigez.


GBR


-Grab on Road (GBR), geng ini dilahirkan di lingkungan SMPN 2 Bandung.
Mereka tak rikuh kebut-kebutan, sekalipun banyak yang belum pegang surat ijin mengemudi.
Kelompok ini mengidentifikasi diri dengan segala sesuatu berbau Jerman, paling tidak warna benderanya hitam-merah-kuning (urutan dari atas ke bawah).
Meski lahir di SMPN 2 Bandung, anggota GBR beragam. Bukan hanya siswa atau alumni sekoah itu saja, tapi kalangan umum lain.
Supiana, Pebina Urusan Kesiswaan SMPN 2 Bandung, menolak sekolahnya diidentikan dengan geng. “Tidak ada fakta bahwa GBR berdiri di SMPN 2,” ujarnya.
Namun ia membenarkan halaman sekolahnya dijadikan tempat bergerombol pada sekitar tahun 80-an.

MASUK ke dalam komunitas ini tidak gampang atau dengan cuma-cuma.
pada saat moonraker masih geng motor calon anggota Moonraker sering kali diwajibkan mengendarai motor tanpa rem dari Lembang hingga Jalan Setibudhi Bandung.
Jaraknya sekitar 15 kilometer untuk mengetes wanieun.
tapi sekarang moonraker mewajibkan kepada anggotanya untuk berkumpul di tempat tongkrongannya yaitu di pinggir gedung sate dengan memakai Helm SNI dan Celana Panjang dan juga tidak boleh membawa benda yang berbau senjata baik senjata api maupun senjata tajam.
dan juga sudah di pantau oleh polisi daerah setempat untuk membubarkan anggotanya sebelum jam 12.00 malam kegiatan itu selalu dipatuhi oleh anggotanya.
Dulu kalau tidak disuruh ngebut tanpa rem, anak baru dipaksa berkelahi dengan seniornya.

“Tindakan melanggar hukum memang ada, hanya agar orang lain tahu bahwa kami ada,” kata Ilmanul, anggota Brigez itu.“Kalau soal membuka jalan dan memukul spion mobil orang, itu biasa dan sering dilakukan pada saat konvoi.
Ada juga yang mencuri, tapi uangnya digunakan rame-rame untuk pergi keluar kota atau konvoi,” tambahnya.

Setiap geng memang tidak membenarkan tindakan itu, tapi ada tradisi yang tidak tertulis dan dipahami secara kolektif bahwa tindakan itu adalah bagian dari kehidupan jalanan.
Apalagi jika yang melakukannya anggota baru yang masih berusia belasan tahun.
Mereka “mewajarkannya” sebagai salah satu upaya mencari jati diri.
tapi tradisi sekarang sudah tidak di gunakan karena Brigez sekarang berwiraswasta dan menjadi organisasi masyarakat Yopi, anggota GBR berusia 25 tahun, punya pengalaman yang membuat jantungnya bertabuh.
Pada suatu malam di Jalan Cihampelas, dia bersama seorang temannya menghadang dan mengancam seorang pengendara motor.
Setelah berhasil mematahkan keberanian orang itu, ia dan temannya justru bingung mau melakukan apa.
Akhirnya keduanya sepakat untuk mengambil uang secukupnya dari dompet korban, lalu kabur sekencang-kencangnya.
Deg-degan, tapi puas karena gak tertangkap polisi,” kenang Yopi seraya tersenyum lebar. Ada juga inisiasi yang lain. Untuk menjadi anggota senior, misalkan.
Ia tidak cukup dengan berapa lama dia bergabung di geng itu, tapi butuh pembuktian bahwa orang itu berani melakukan hal yang paling beresiko sekalipun.
Semakin tinggi resiko yang dia ambil, semakin tinggi pula penghormatan atas dirinya Senior adalah kedudukan penting bagi geng.
Seorang senior mempunyai keleluasaan dalam hal apapun.
Ia juga mempunyai hak menentukan keputusan terhadap para junior.
Kedudukan senior bahkan lebih tinggi di atas ketua geng.
Senior bisa memutuskan salah atau benar dan menghukum junior dengan caranya sendiri. Wendy Pranandha, anggota GBR, mengatakan peran senior amat menentukan.
Sekali saja ada anggota junior tidak kelihatan kumpul wajib setiap malam minggu, si senior akan menghajar sesuka hatinya, tak peduli alasan apapun. Kekerasan seolah mewakili spirit mereka. Mungkin juga mereka menganggap itu pilihan gaya hidup,itulah masa lalu GBR

Thursday, November 1, 2018

Geng Motor Xtc Jadi Ormas, Apa Beda nya ??

Bandung – Masih ingat dengan Geng Motor legendaris asal Bandung XTC? Salah satu geng motor yang paling ditakuti di Bandung itu, kini resmi berubah menjadi Organisasi Masyarakat.

Termakan Hoak inilah alasan Brigez serang anggota Xtc

JawaPos.com - Polrestabes Bandung kembali menangkap tujuh pemuda yang termasuk dalam kelompok geng motor Brigez. Berawal dari informasi bohong atau hoax akhirnya terkait penyerangan, akhirnya tujuh pemuda Bandung masuk penjara.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan anggota geng motor hendak melakukan aksi penyerangan kepada kelompok bermotor XTC karena informasi hoax.
"Jadi motifnya dendam dan solidaritas, juga karena berita hoax di media sosial," kata Hendro, Bandung, Senin (4/6).
Setelah termakan berita hoax, para tersangka berangkat dari daerah Cipadung menggunakan sepeda motor dan membawa senjata tajam. Diantaranya pedang, cerutit dan golok yang akan digunakan untuk melakukan penyerangan terhadap kelompok bermotor lain di Jalan Cipadung, Cibiru, Bandung, Minggu (3/6).
Kapolsek Panyileukan, Kompol Sudewo mengatakan hal yang senada. Tujuh tersangka tersebut akan melakukan penyerangan, karena terpancing berita hoax.
"Jadi awalnya ada pesan berantai di grup whatsapp, akan ada penyerangan terhadap anggota Brigez. Mereka terpancing dan bersiap akan menyerang balik," ujar Kapolsek Panyileukan, Kompol Sudewo, Bandung, Senin (4/6).
Tujuh pelaku tersebut satu diantaranya masih di bawah umur yakni FR, 14. Enam lainnya Tantra Wilantara, 26, Hendi Candra, 19, Jejen Jalaludin, 23, Dezar Miftah Farid, 22, Asep Deni, 20, dan Andi Maulana, 19.
Pasal yang dilanggar yakni Pasal 2 ayat (1) Undang undang darurat No 12 tahun 1951 dengan ancaman 12 tahun penjara.

Xtc sudah ungkap pelaku yang mengacungkan golok di arcamanik

Merdeka.com - Polisi tengah memburu pria diduga anggota geng motor yang ugal-ugalan di jalan sambil mengacungkan golok di Kawasan Arcamanik, Bandung. Pria tersebut mengendarai motor di jalur berlawanan.
Ketua XTC Kota Bandung, Dicky Fauzia membenarkan peristiwa itu terjadi di wilayah Arcamanik, Kota Bandung. Setelah melakukan pencarian, dia mengungkapkan, pria yang mengacungkan golok adalah T warga Pasir Impun, Kota Bandung.
"Dia bukan anggota kami, berdasarkan data anggota dia (T) tidak tercantum. Kalaupun iya (anggota), pengurus XTC sudah sepakat memecatnya," kata pria yang akrab disapa Beje itu, Senin (28/5).
Dia menjelaskan, T dekat dengan organisasi XTC karena di lingkungannya banyak anggota geng motor tersebut. Selama ini diketahui ternyata T kerap ikut nimbrung dalam kegiatan XTC.
"Di video itu ada rombongan yang mau kumpul acara baksos. Tapi dia enggak ada pas baksosnya. Ikut riweuh aja," jelasnya.
Dengan kejadian ini, Beje mengaku sangat dirugikan. Pasalnya, hal ini bisa kembali merusak citra XTC yang sedang berubah dari geng motor menjadi organisasi kepemudaan.
"Kami kan sedang memperbaiki citra. Kejadian ini pasti merusak usaha kami. Untuk itu kami ingin klarifikasi bahwa dia tidak ada hubungannya dengan XTC," tutup Beje.
Sebelumnya, warga Kota Bandung dihebohkan dengan video seorang pria diduga anggota geng motor yang ugal-ugalan di jalan sambil mengacungkan golok. Merdeka.com menerima video tersebut pada Senin (28/5). Dalam rekaman terlihat seorang pria dibonceng sambil mengacungkan golok kepada pengendara lain.
Selain itu, laju motor pun dipacu dengan pola zigzag berada di jalur berlawanan. Beberapa kali hampir menabrak pengendara lain. Dalam video tersebut pun, tampak motor lain yang mengibarkan bendera kelompok geng motor. Diketahui, aksi pria tersebut terjadi di kawasan Arcamanik, Kota Bandung pada Sabtu (26/5) sore.

Sejarah awal permusuhan xtc dan brigez

30 Oktober 2007 Keluar malam di Kota Bandung bisa jadi sangat menyeramkan pada tahun tersebut. Sudut-sudut Kota Bandung penuh dengan cora...